21 Februari 2008

Terbaik!

Oleh : N. Nofi Sastera

Dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional tahun ini, Pemda Sumatera Barat dan Kota Padang, bekerja sama dengan KONI dan lembaga yang mengurus pemuda dan olahraga setempat telah memberi penghargaan untuk sejumlah pelaku olahraga. Mulai dari atlet, pelatih, pembina, cabang olahraga, wartawan olahraga dan ilmuwan olahraga. Kriteria dasar pemilihan itu pasti adalah karena person-person yang diberi penghargaan merupakan terbaik di bidangnya.

Pertanyaannya sekarang, apakah mereka yang sudah mendapat penghargaan itu benar-benar terbaik di bidangnya? Betul-betul pantaskah mereka yang diberi penghargaan itu menerima penghargaan sebagai yang terbaik di atas?

Saya lalu ingat dan langsung salut dengan pernyataan Zulfidarni, atlet bowling Sumbar yang kini berada di Pelatnas, yang kebetulan pada peringatan Haornas Sumbar 9 September lalu di Stadion Imam Bonjol Padang menerima penghargaan sebagai salah satu atlet terbaik. “Jujur saja, Eni belum merasa pantas menerima penghargaan ini. Sebab kalau pun Eni pernah mendapat perunggu PON dan kini masuk Pelatnas, rasanya masih banyak yang lebih pantas menerima penghargaan ini,” ujar atlit yang juga isteri dari mantan kiper Semen Padang, Trisno Affandi ini sesaat setelah menerima piagam penghargaan dan uang pembinaan.

Saya lalu teringat dengan ucapan Walikota Padang Fauzi Bahar yang teramat sering mengatakan hal ini saat melepas atlit ataupun tim olahraga ke iven yang diikuti. “Yang terbaik itu hanya yang nomor satu. Nomor berikut belumlah yang terbaik,” tegasnya.

Berdasar dua pendapat di atas, tentu saja pertanyaannya terpulang kepada mereka yang telah diberi kepercayaan untuk memilih orang-orang terbaik di atas. Sudah benarkah hasil pemilihan yang dilakukan? Sudah layak dan pantaskah orang yang mereka pilih untuk menyandang gelar sebagai yang terbaik di atas? Apakah tidak mungkin terjadi kolusi dan nepotisme dalam pemberian penghargaan kepada orang yang sebenarnya belum pantas?

Menurut saya ada dua hal penting yang harus digaris-bawahi jika ingin memberikan atau memilih yang terbaik dari apa pun bidangnya. Pertama adalah tentang kuantitas atau jumlah person yang menerima penghargaan itu. Seperti yang dikatakan Walikota Padang Fauzi Bahar di atas, bahwa yang terbaik itu hanyalah peringkat satu atau maksimal sampai peringkat tiga di tiap kelas atau kelompok yang diperebutkan. Ini penting, agar yang terpilih itu betul-betul orang telah terseleksi secara ketat dan melalui kriteria yang jelas. Sehingga ketika penghargaan atau hadiah diberikan, nilainya juga akan terasa lebih berkesan ketimbang kalau yang terbaik itu berpuluh banyaknya.

Saya mungkin kurang paham ketika melihat pemberian hadiah di acara Haornas 9 September lalu di Imam Bonjol. Apakah pemberiaan hadiah itu hanya untuk sekedar menghargai yang telah berprestasi atau karena mereka memang yang terbaik. Sebab kalau hanya untuk menghargai yang berprestasi, mungkin jumlah yang menerima saat itu masih kurang karena masih banyak lagi yang pantas menerimanya. Tapi kalau memang yang menerima penghargaan saat itu adalah benar-benar mereka yang terbaik di bidangnya, mungkin jumlahnya saya rasa sangat tidak pantas. Sebab, untuk kelompok atlit misalnya, jumlahnya sangat banyak sekali. Ada yang peraih medali PON, ada yang di Pelatnas, ada yang juara POPNAS, POMNAS, atau yang berprestasi internasional. Di tingkat pelatih juga begitu. Pertanyaannya, siapa yang betul-betul terbaik di antara mereka? Sebab berkaca dari berbagai pemilihan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak lain, yang terbaik itu memang hanya satu, atau maksimal tiga sesuai dengan urutan keterbaikannya.

Hal kedua yang erat kaitannya dengan yang pertama adalah soal kriteria pemilihan karena ini akan berhubungan dengan kualitas person yang dipilih, atau tepat tidaknya orang yang diberikan penghargaan. Sebab kalau kriterianya hanya nepotisme, bisa saja yang dipilih adalah orang yang mungkin belum pantas menerima penghargaan itu. Jika itu yang terjadi jangan salahkan niat baik untuk memberikan penghargaan akan menuai cemoohan dari pihak-pihak lain.

Terlepas dari masih belum sempurnanya metoda atau cara pemilihan yang telah dilakukan, saya pribadi menyambut gembira dan berterima kasih atas telah munculnya usaha-usaha untuk menghargai jasa dan pengabdian dari sejumlah orang yang telah memberikan kebanggaan kepada daerah ini. Sebab upaya ini tidak hanya akan menjadi bukti bahwa pemerintah peduli, tapi juga akan memberi motivasi baru bagi setiap person untuk berlomba-lomba jadi yang terbaik. Untuk itu tak salah bila saya juga mengucapkan selamat untuk hal ini. Semoga ke depan, upaya ini akan lebih baik lagi, dan lebih sempurna lagi dengan metoda dan cara pemilihan yang tepat. Sehingga yang terpilih adalah betul-betul orang yang pantas menerimanya.

Semoga. (Penulis adalah pemerhati, pelaku dan wartawan olahraga)

Tidak ada komentar: